Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh . . .
Saudaraku Muslimina wal Muslimat rahimakumullah . . .
Ketemu lagi kita dalam silaturrahmi kali ini, semoga semuanya senantiasa dalam bimbingan hidayah Allah swt.. Aamiin
Saya akan mengajak saudara/iku semua berfikir kearah yang lebih spesifik dan positif. Mari kita bersama membuka mata kita lebar-lebar, baik itu mata dahir maupun mata hati kita, kenapa dan ada apa kok di berbagai belahan bumi mutakhirin ini khususnya di Indonesia, terjadi bencana dimana-mana.
Apakah itu hanya merupakan sebuah kebetulan, atau karena kelalaian manusia, yang menyebabkan Allah swt marah, dan mengirimkan pasukannya yang bernama Al-Khasfu (MALAIKAT PENGHANCUR).
Bila kita mau menyimak kondisi yang ada, hal tersebut sangatlah wajar jika Allah swt, sedang marah kepada makhluknya yang bernama manusia, karena jiuka dipandang secara hakekat ilmu, manusia khususnya islam saat ini, sangatlah sedikit yang benar-benar menegakkan islam seutuhnya sebagaimana yang Rasulullah saw contohkan. Sebaliknya, yang tidak di contohkan malah justru ramai penggemar alias berbondong-bondong menjalaninya dengan alasan klasik, dan berkata : "Sudah dari dulu juga, jamannya nenek moyang saya udah begini". Padahal apa yang nenek moyang kita jalankan belum tentu benar adanya.
Sebab kebenaran itu ada beberapa Versi:
* Benar menurut diri sendiri
* Benar menurut orang banyak
* Benar menurut ketentuan Allah
* Benar menurut diri sendiri, belum tentu benar pula menurut orang banyak dan Allah.
* Benar menurut orang banyak, belum tentu benar menurut diri sendiri dan Allah.
* begitu juga benar menurut Allah, belum tentu benar menurut diri sendiri dan orang banyak.
Sebagai umat muslim yang sejati, harusnya kita mampu berpegang teguh pada IKRAR kita, yang termaktub dalam DUA KALIMAH SYAHADAH. Dengan demikian apapun kata orang banyak dan individu atau pendapat pribadi, kita harus senantiasa menjunjung tinggi nilai keimanan kita yaitu senantiasa menegakkan yang BENAR MENURUT ALLAH, apapun resikonya.
Saya ambil contoh sebagai gambaran saja, bahwa penduduk indonesia boleh dibilang islamnya 95-98%.
Tapi, . . . .
- Kenapa masih banyak koruptor justru beragama islam...???
- Kenapa penghuni penjara justru mayoritas islam...???
- Kenapa para dukun cabul, justru kebanyakan beragama islam...???
- Kenapa banyak pelecehan pelecehan sexual oleh tenaga pengajar, baik sekolah dasar, menengah juga perguruan tinggi, yang kebanyakan pelakunya juga islam...???
- Kenapa sering kita dengar berita di berbagai media, banyak guru ngaji yang menggagahi muridnya, yang jelas-jelas dia bagian dari tokoh islam...???
Islam saat ini, besar dalam nominal kopong dengan ketauhidan, islam hanya di anut hanya sebatas kulit luarnya saja, tidak sampai hakekat yang sesungguhnya, sebgaimana yang Allah swt inginkan. Islam itu agama tauhid, bukan gama sejarah, jadi menganutnyapun tidak boleh sepotong-sepotong. Sebab jika kita sepotong-sepotong menganutnya maka muaranyapun tidak akan ketemu. Jangankan menganut islam, dalam urusan pekerjaan duniawi saja, jika kita tanggung dalam menjalaninya maka siap-siaplah menerima kegagalan. Apalagi risalah islam yang orientasinya mengarah pada keselamatan diri kita dunia wal akherat.
Kita simak firman Allah yang satu ini:
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam itu seutuhnya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu"QS. 2:208
Jika kita tidak menyelami dan mengamalkan ajaran islam secara utuh, maka kita masih terjebak pada langkah-langkah syethan.
Maka dari itu, nabi saw sangat menekankan sekali alias mewajibkan kepada umatnya tuk menuntut ilmu itu atas setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan.
Nabi juga memerintahkan kita menuntut ilmu itu, MINAL MAHDI ILAL AHDI.
Ada apa dengan perintah yang satu ini...???
Kenapa kok nabi saw tidak memerintahkan dengan kalimat MINAL AWWALUN WAL AKHIRUN...???
Kenapa kok bukan MINAL MAULUD ILAL MAUT...???
Silahkan direnungkan bersama, semoga Allah swt, senantiasa membimbing kita kejalan-Nya yang LURUS.
Aamiin Allahumma aamiin
Komentar
Posting Komentar